Pesawat Malaysia Airlines Hilang- Pesawat Malaysia
Airlines dengan rute Kuala Lumpur-Beijing hilang kontak sejak Sabtu (8/3/2014)
pukul 02.41 waktu setempat. Nasib pesawat dan penumpang belum diketahui hingga
saat ini. Skenario terburuk, pesawat jatuh ke lautan dan semua penumpang tewas.
Pada banyak pemberitaan, disinggung bahwa hilangnya Malaysia
Airlines adalah kejadian yang janggal. Pakar penerbangan dibuat bingung oleh
kejadian ini. Nah, apa sebenarnya yang membuat para pakar mengatakan kejadian
ini janggal?
1.
Boeing 777-200 salah satu pesawat
terbaik
Boeing 777-200 adalah pesawat terbaik yang pernah dibuat dan
beroperasi saat ini. Bukan cuma Malaysia Airlines yang menggunakannya,
melainkan juga maskapai seperti United dan American Airlines. Garuda Indonesia
juga menggunakan keluarga pesawat Boeing 777, yakni Boeing 777-300ER.
Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, mengatakan, Boeing
777-200 terbang pertama tahun 1995. "Selama 13 tahun terbang, tidak ada
kecelakaan fatal. Baru dua, Malaysia Airlines yang hilang saat ini dan
kecelakaan Asiana Airlines Juli 2013 lalu di San Francisco," katanya.
2.
Malaysia Airlines salah
satu maskapai terbaik
Malaysia Airlines juga dikenal sebagai maskapai yang
mengutamakan keselamatan. Banyak pesawat, termasuk di Indonesia, dikritisi
karena pemeliharaan yang kurang baik dan mengabaikan aspek keselamatan.
"Ini saya kira tidak terjadi pada Malaysia Airlines," kata Dudi.
Dalam kurun waktu 40 tahun terakhir, kecelakaan fatal bisa
dihitung jari. Tahun 1977, 100 orang tewas dalam penerbangan MH653 dengan
pesawat Boeing 737-200 di Johor. Penyebab kecelakaan adalah pembajakan. Tahun
1995, 34 orang tewas dalam penerbangan MH2133 dengan pesawat Fokker 50.
Penyebab kecelakaan adalah kesalahan pada pilot.
3.
Pesawat berada di fase
penerbangan paling aman
Fase penerbangan paling kritis adalah saat lepas landas dan
pendaratan. Di sini, keahlian pilot memainkan peranan penting. Peristiwa hilang
kontak Malaysia Airlines terjadi di ketinggian 35.000 kaki pada fase
penerbangan paling aman.
Todd Curtis, mantan teknisi keamanan Boeing, dikutip AP,
Minggu (9/3/2014), mengatakan, jika pesawat mengalami kecelakaan, kejadian
harus sangat cepat sehingga pilot tak sempat meminta pertolongan. Jika ada
kerusakan mesin, pilot seharusnya masih bisa minta pertolongan lewat radio.
Dudi mengatakan, kejadian pada Malaysia Airlines kali ini
mengingatkan pada kecelakaan yang menimpa Adam Air pada tahun 2007 serta Air
France pada tahun 2009.
4.
Tak ada sinyal
"distress"
Dudi mengungkapkan, pesawat masa kini dilengkapi dengan alat
bernama emergency locator trasmitter dan emergency beacon. Dua alat ini
berfungsi memberitahukan lokasi pesawat atau seseorang.
Dihubungi Kompas.com, Minggu, Dudi mengatakan, alat tersebut
akan memancarkan sinyal jika pesawat menabrak benda keras atau jatuh.
Bila Malaysia Airlines terkonfirmasi jatuh, seharusnya ada
sinyal distress yang dipancarkan oleh alat tersebut. Namun, ternyata, sinyal
itu tidak diterima oleh otoritas mana pun. Ini jadi tanda tanya.
Meskipun demikian, Dudi mengungkapkan mungkin sinyal tidak
diterima karena pesawat jatuh terlalu dalam di lautan sehingga sinyalnya tidak
sampai permukaan, atau sinyal tertutup oleh badan pesawat.
5.
Arah terbang pesawat
Pada saat-saat terakhir terbang, pesawat terbang ke arah 25.
Namun, tiba-tiba pesawat berputar ke arah 40. Penyebabnya belum diketahui.
Pantauan radar menyebutkan bahwa pesawat kemungkinan berbalik arah.(kompas)
Terima kasih telah membaca artikel tentang 5 Kejanggalan Tentang Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines di blog Blogger mBantul jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.